Nabire || Papua Tengah Mitra TNI – POLRI.com
17 Juli 2025 Ketulusan hati dalam melayani adalah wujud tertinggi dari pengabdian. Kalimat ini menggambarkan suasana pengaprmopmanan aksi damai di Nabire malam ini.
Hingga pukul 18.00 WIT, Polres Nabire bersama jajaran TNI dari Kodim 1705, Batalyon 753, Brimob Yon C, dan Polda Papua Tengah, menjaga jalannya aksi unjuk rasa dengan pendekatan penuh kesabaran dan kemanusiaan.
“Mereka yang belajar dari sejarah, tidak akan mengulang luka yang sama.” Polres Nabire melakukan evaluasi mendalam atas kejadian masa lalu untuk memastikan tidak ada korban jiwa, baik dari warga sipil maupun aparat.
Pendekatan yang diambil bukan berbasis kekuatan, tetapi ketulusan untuk memahami dan merangkul.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K., menegaskan bahwa tugas utama aparat adalah menciptakan ruang aman bagi warga untuk menyampaikan aspirasi.
Awalnya, titik aksi direncanakan di Kantor Gubernur Papua Tengah. Namun, karena bertepatan dengan aktivitas ASN dan peresmian rute maskapai Batik Air, lokasi aksi dialihkan ke Kantor DPRPT.
“Ketika jalan menjadi ruang untuk menyuarakan harapan, maka sabar adalah tameng terbaik dari aparat yang menjaga.” Meski sempat terjadi penyumbatan akses jalan di kawasan Pasar Karang oleh kelompok massa, aparat tetap bertindak dengan bijak. Kapolres Nabire memastikan tindakan tetap mengedepankan dialog tanpa kekerasan.
Dalam kerumunan massa itu, ada mama-mama, anak-anak dan mahasiswa.
Karena itulah, Polri dan TNI memilih untuk merespons dengan empati, bukan emosi. “Membalas caci maki dengan senyuman bukan kelemahan, tapi kekuatan moral,” ujar AKBP Samuel.
Aksi long march sepanjang dua kilometer dikawal secara tertib. Meski menghadapi provokasi, aparat tetap bersikap ramah hingga massa membubarkan diri secara damai dan naik ke truk yang telah disiapkan.
“Hati yang tulus tak akan goyah oleh keributan, sebab ia berakar pada keyakinan bahwa kebaikan akan selalu menang,” ujarnya
Aparat tidak sekadar mengawal, tapi juga mendengarkan. Setiap keputusan yang diambil lahir dari perenungan dan niat untuk memahami akar persoalan yang disuarakan masyarakat.
Apresiasi disampaikan kepada tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, DPRK, DPRPT, serta Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah, yang telah membuka ruang dialog secara terbuka dan bermartabat. “Keadilan hanya lahir dari hati yang mau mendengar dan tangan yang bersedia merangkul,” lanjutnya.
Tidak ada kemenangan dalam pertentangan yang ada hanyalah kemenangan dalam kebersamaan. Terima kasih juga kepada adik-adik mahasiswa dan para koordinator lapangan atas ketertiban dan sikap santunnya dalam menyampaikan aspirasi. Meski ada dinamika di lapangan, seluruh pesan dapat tersampaikan dengan baik.
“Sinergi adalah kekuatan. Dan kekuatan sejati datang dari kesatuan hati, bukan dari jumlah senjata.” Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh personel Kodim 1705 Nabire, Batalyon 753, Brimob C Pelopor, Polres Nabire, hingga Polda Papua Tengah.
Semua telah menunjukkan kekompakan luar biasa demi menjaga kedamaian di tanah Papua Tengah.
Mari kita jaga Nabire bersama. Karena kota ini adalah rumah kita, dan rumah harus dijaga dengan cinta, bukan dengan ketakutan.
Dengan semangat sinergi dan pendekatan damai, Nabire diyakini akan menjadi ibu kota yang aman, tertib, dan penuh harapan bagi seluruh anak negeri.