banner 728x250

4 Anak Serahkan Ibu Kandung ke Graha Lansia Ibu kami, bukan tanggung jawab kami lagi

4 Anak Serahkan Ibu Kandung ke Graha Lansia Ibu kami, bukan tanggung jawab kami lagi

banner 120x600
banner 468x60

Surabaya || Jatim Mitra TNI – POLRI.com

Sore yang sepi di kawasan Perlis Utara, Pabean Cantikan, Surabaya, Selasa (15/7), seorang pria berbadan sehat berdiri di depan seorang perempuan renta bernama Siti Fatimah.

banner 325x300

Tubuhnya ringkih, sorot matanya kosong, namun masih menyisakan harap akan pelukan hangat dari darah dagingnya.

Sayangnya, yang datang bukan pelukan, tapi sebuah keputusan, sang anak menyerahkannya ke panti jompo.
Momen memilukan ini diabadikan dalam video berdurasi 4 menit 34 detik yang diunggah akun @aslisuroboyo dan viral di media sosial.

Dalam video itu, Arif Camra, pemilik Griya Lansia Husnul Khotimah Malang, membuka video dengan suara tenang namun berat.

“Hari ini ada serah terima ibu secara total ke Griya Lansia oleh 4 anak kandungnya,” kata Arif yang masih mencoba menyuntikkan sedikit ketegaran pada situasi yang sepi makna kasih.

Lukman Arif (39), satu dari keempat anak kandung Siti Fatimah, maju ke depan. Dengan suara datar, ia menyampaikan bahwa dirinya dan saudara-saudaranya tidak sanggup merawat ibu mereka. Alasan yang singkat, namun menyayat hati, terlebih diucapkan langsung di hadapan sang ibu yang hanya bisa terdiam.

“Hari ini, saya menerima satu lansia secara total oleh 4 anak kandung yang tidak bersedia merawat ibunya.

Jadi setelah Magrib kami akan membawa beliau ke Griya Lansia, Malang. Insyaallah kami akan merawat beliau dengan baik dengan layanann gratis 100 persen dan jika beliau meninggal akan kami makamkan di Griya Lansia, Malang,” ungkap Arif.

Namun sebelum menerima, Arif mencoba menguji lagi hati Luqman arif yang juga sebagai anak kedua itu. Ia bertanya dengan lirih namun menohok.

“Dari cerita, kan sampean 4 orang bersaudara, mosok gak ono seng ngeramut ibuk’e. Meski luar pulau masa gak iso urunan, maksude membiayai,” ucap Arif, seolah masih berharap ada satu dari mereka yang tersentuh dan berubah pikiran.

Bukannya mengangguk. Luqan bergeming. Keputusan telah bulat.
Arif pun menyampaikan ultimatum yang membuat hati siapa pun tercekat. Bahwa jika sang ibu meninggal dunia, anak-anak tidak akan diberitahu. Mereka pun sepakat.

“Di Griya Lansia itu sebenarnya, tidak boleh untuk yang masih punya anak, tapi berhubung keempat anak ini tidak ada titik temu siapa yang mau merawat.

Saya siap merawat dengan catatan, serah terima total, sampean tidak boleh mengunjungi dan tidak dikabari kalau meninggal, setuju apa tidak,” ujar Arif.

Masih belum cukup, Arif memberikan satu peringatan terakhir, seandainya video ini jadi viral seperti kenyataannya sekarang, keluarga tak boleh menuntut.

“Mas saya tanya sekali lagi, apa tidak dipertimbangkan ulang, apa sudah mantab dengan serah terima total ini? Tidak berubah pikiran ya. Kalau misalkan jadi ramai di media sosial, sampeyan tidak boleh protes ke saya,” pungkasnya.

Hari itu, kasih ibu ditanggalkan. Siti Fatimah akan menjalani sisa hidupnya bukan bersama anak-anak yang ia lahirkan, tetapi dalam dekapan relawan dan langit Malang yang mungkin lebih bersahabat.

Dan sekali lagi Indonesia menangis, menyaksikan ibu yang diserahkan bukan dengan pelukan, tapi pernyataan tegas: “Ibu kami, bukan tanggung jawab kami lagi.”
(Jambrong)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *