banner 728x250

Sentuhan Presiden Prabowo di Tanah Adat, Menumbuhkan Kemandirian Lewat Budaya Beternak

Sentuhan Presiden Prabowo di Tanah Adat, Menumbuhkan Kemandirian Lewat Budaya Beternak

banner 120x600
banner 468x60

Nabire || Papua Tengah  Mitra TNI – POLRI com

Di bawah sinar matahari pagi yang lembut di perbukitan Nabire, tampak sekelompok warga adat berkumpul di halaman kampung.

banner 325x300

Di tengah mereka, beberapa ekor babi baru saja dilepaskan dari kandang bambu sederhana bukan sekadar hewan ternak, melainkan lambang dari sebuah harapan baru.

Melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis budaya lokal, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyalurkan bantuan ternak babi kepada masyarakat adat di Kabupaten Nabire, Papua Tengah.

Bagi banyak orang, babi mungkin hanyalah sumber pangan. Namun bagi masyarakat adat Papua, babi adalah simbol kehidupan, kehormatan, dan persaudaraan. Karena itu, bantuan ini tak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga menyentuh ruang batin masyarakat — ruang yang diisi dengan rasa dihargai, diakui, dan disapa oleh negara.

Presiden Prabowo melalui kebijakan pemberdayaan masyarakat adat menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh mematikan budaya, melainkan menghidupkannya. Melalui ternak babi, masyarakat Papua kembali diperkuat untuk mengelola potensi lokal mereka. Selain itu, program ini membuka peluang usaha baru, memperkuat gotong royong, dan menegaskan bahwa pembangunan sejati dimulai dari akar budaya sendiri.

Langkah ini disambut antusias oleh masyarakat Nabire yang selama ini menggantungkan hidup pada hasil pertanian dan peternakan kecil. Mereka menilai bantuan ini sebagai bukti nyata perhatian Presiden terhadap kehidupan sosial dan tradisi masyarakat adat Papua.

Tokoh adat Yundiman Waker, Kepala Suku Lani Kalibumu, tak dapat menyembunyikan rasa harunya saat menerima bantuan tersebut. Di hadapan warganya, ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas perhatian dan kepeduliannya terhadap masyarakat adat.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden. Bantuan ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga bentuk penghargaan terhadap budaya kami sebagai orang Papua,” ujar Yundiman dengan nada penuh ketulusan.

Menurutnya, babi memiliki peran penting dalam berbagai kegiatan adat seperti pesta panen, perdamaian, dan upacara keluarga. Karena itu, perhatian pemerintah melalui bantuan ini dianggap sebagai langkah tepat yang menghormati nilai dan martabat masyarakat adat Papua.

Kini, di setiap kampung yang menerima bantuan, masyarakat mulai menata kembali kandang mereka. Anak-anak membantu memberi makan babi, sementara para orang tua menyiapkan lahan baru untuk pakan alami. Pemandangan ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masyarakat Papua tak pernah hilang — ia hanya menunggu kesempatan untuk kembali tumbuh.

Selain itu, program ini menanamkan kesadaran baru bahwa kesejahteraan dapat dicapai dengan cara menghormati budaya dan memanfaatkan potensi lokal. Yundiman Waker menegaskan bahwa bantuan ini akan dikelola secara kelompok agar manfaatnya bisa dirasakan bersama.

“Kami akan rawat dan kembangkan agar bisa menjadi sumber kesejahteraan bersama,” katanya penuh optimisme.

Bagi masyarakat adat Papua, kehadiran negara tidak selalu diukur dari gedung atau jalan baru. Kadang, kehadiran itu tampak sederhana — melalui seekor babi, yang melambangkan penghargaan terhadap kehidupan dan budaya mereka. Presiden Prabowo, melalui langkah ini, ingin membangun Papua bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari hati dan akar tradisinya.

Kemudian, melalui bantuan ternak babi, muncul semangat baru di tengah masyarakat untuk menjaga persaudaraan dan kemandirian. Program ini menjadi bukti bahwa pemerintah melihat masyarakat adat bukan sebagai objek pembangunan, melainkan sebagai mitra sejajar dalam membangun bangsa.

Dari Nabire, pesan harapan itu kini menyebar ke seluruh penjuru Papua. Warga menyadari bahwa perubahan besar sering kali berawal dari langkah kecil — bahkan dari seekor babi yang kini menjadi simbol masa depan mereka. Bantuan Presiden bukan sekadar program, tetapi tanda kasih dan kepercayaan negara kepada masyarakat adat.

Pada akhirnya, dari kandang sederhana di Lani Kalibumu, tumbuh tekad baru: Papua yang sejahtera, berdaya, dan tetap setia menjaga budayanya sendiri. Di antara suara babi yang riang, masyarakat adat Papua kini memiliki satu keyakinan — bahwa masa depan mereka sedang datang bersama perhatian yang tulus dari pemimpinnya.

Arief

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *