Pasuruan || Jatim Mitra TNI – POLRI com
Kecelakaan laut kembali terjadi. Minggu (12/10) malam, Kapal Sinar Bahari Fulungan berukuran 15 GT tenggelam di perairan laut Desa Mlaten, Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Beruntung, 17 anak buah kapal (ABK) di dalamnya selamat. Meski demikian, mereka sempat terombang-ambing di lautan. Dua ABK bahkan mengapung selama sekitar 12 jam menggunakan ban.
Kasat Polairud Polres Pasuruan Kota AKP Edy Suseno menjelaskan, kapal berangkat Minggu (12/10) sore pukul 16.00 untuk melaut. Tujuannya, perairan Laut Mlaten, Kecamatan Nguling.
Kapal milik Iwan itu dinakhodai Solikin, 46, asal RT 3/RW 2, Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok. Kapal membawa 16 anak buah kapal (ABK).
Pukul 17.30, kapal lego jangkar. Lalu, ABK menghidupkan lampu tembak atau almpur sorot supaya ikan mendekat ke kapal.
Pukul 19.00, gelombang tinggi disertai angin menghantam bodi kapal. Namun, kapal tidak goyang.
Karena kapal tidak goyang, Solikin, nakhoda kapal pun curiga. Dia langsung mengecek ruang palka kapal.
Saat itulah didapati dek kapal bagian belakang bocor. Sehingga, air laut masuk ke kapal.
“Untuk menyelamatkan kapal, Solikin memotong tali jangkar dan menghidupkan mesin. Lalu, kapal melaju ke tepian. Namun, laju kapal sangat pelan. Sebab, hanya satu mesin kapal yang bisa dipakai,” terangnya.
Saat itu, gelombang besar terus menghantam kapal. Hingga kapal akhirnya terbalik.
Belasan ABK berusaha menyelamatkan diri agar terus bisa mengapung.
Mereka juga berusaha minta tolong dengan memberikan kode menggunakan senter.
Beruntung, kode senter itu dilihat oleh Zaimi, 60, nelayan asal Kelurahan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Saat itu, Zaimi sedang melaut. Dia melihat ada lampu menyala kecil secara konstan, hidup dan mati bergantian.
“Kok ada lampu kapal hidup, mati, hidup, dan mati. Akhirnya Zaimi mendatangi sumber lampu dan melihat ada kapal terbalik dan sejumlah ABK terapung,” lanjutnya.
Zaimi pun langsung menolong para korban yang saat itu mengapung dengan menggunakan jeriken dan ban.
Saat itu, sembilan ABK berhasil dinaikkan ke perahunya. Kemudian dibawa ke Pelabuhan Kota Pasuruan.
Zaimi kemudian menyampaikan kecelakaan itu. Soleh, 49, nakhoda kapal Himalaya asal Kelurahan Ngemplakrejo, Kota Pasuruan, langsung meluncur ke lokasi.
Sekira pukul 22.00, sebanyak enam ABK ditemukan sedang bergerombol dengan memegang jeriken.
Mereka juga dinaikan ke kapal, selanjutnya dievakuasi ke Pelabuhan Kota Pasuruan.
Semua korban selamat diperiksa kesehatannya oleh petugas Dinas Kesehatan Kota Pasuruan. Kemudian, diperbolehkan pulang.
Tinggal dua ABK belum ketemu. Yaitu, Ahok, 50 dan Ajib, 20, asal Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok.
“Kapal yang digunakan merupakan kapal nelayan dengan alat tangkap jaring bolga. Diduga saat berangkat kapal sudah bocor,” tambah Edy.
Malam itu, Polairud Polres Pasuruan mencari dua ABK yang masih hilang. Namun, tidak berhasil. Pencarian lantas dilanjutkan Senin (13/10) pagi bersama BPBD Kota Pasuruan.
Namun, pagi itu petugas mendapat informasi dua korban yang sempat hilang sudah pulang dengan selamat.
Mereka mengapung selama sekitar 12 jam menggunakan ban yang dibawa dari rumah.
“Jadi, Minggu malam saat kapal tenggelam, mereka terpisah dan mengapung menggunakan ban. Senin pagi pukul 08.30, mereka diselamatkan perahu pemancing,” tuturnya.
Kedua korban ditemukan mengapung sekitar 4 kilometer ke arah utara dari lokasi kejadian. Mereka lantas diantar ke TPI Lekok.
“Tidak ada luka. Kedua korban selamat. Hanya syok dan lemas karena semalaman di laut,” jelasnya.
Personel Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pasuruan Anang Sururin mengaku, pihaknya sudah menyiapkan diri untuk melakukan pencarian. Termasuk sudah mendirikan tenda di pelabuhan Pasuruan.
“Senin pagi kami mendapat kabar bahwa korban yang hilang sudah ketemu dengan selamat. Kami bongkar lagi posko dan balik kanan,” ujarnya. (Jambrong)