Trenggalek || Jatim MitraTNI – POLRI .Com
Dikarenakan erosi aliran air cukup deras, beberapa bagian talud penahan tebing di wilayah Desa Ngulanwetan, Kecamatan Pogalan, Trenggalek ambrol hingga menggerus sebagian badan jalan.
Jika dibiarkan, dampak yang ditimbulkan akan lebih parah bahkan berpotensi mempengaruhi kerusakan struktur bangunan masjid diseberangnya. Termasuk, beberapa rumah warga sekitar yang berdekatan dengan lokasi.
Mengetahui hal tersebut, Sukar Sholikin seorang tokoh yang juga anggota lembaga swadaya masyarakat (lsm) setempat berinisiasi mengajak lingkungan bergotong-royong melakukan perbaikan .
Dikatakan olehnya, bahwa melalui musyawarah mufakat akhirnya disepakati, untuk pekerjaan dimaksud akan dikebut bersama.
Meski mengenai dukungan material, di upayakan melalui iuran dan sumbangan sukarela serta mendapat suntikan dana dari Sutris salah satu donatur pengusaha sukses asli putra Jatimalang yang juga seorang pengusaha kubah di Lamongan
“Mengingat dampak yang di timbulkan ke depan akan meluas maka disepakati bersama untuk dilakukan gotong royong memperbaiki talud itu,” ungkap Sukar Solikin (Minggu 27 Juli 2025)
Murdiyanto Kasun Winong menuturkan kerukunan di daerah tersebut masih sangat bagus sehingga tidak menjadikan kendala. Bahkan, tanpa diminta secara bergantian masyarakat membantu memberikan suport makanan serta minuman bagi para pekerja. Sedangkan untuk proses pembangunannya sendiri, didukung sejumlah tukang lokal yang sudah profesional.
“Alhamdulillah, dimulai hari ini pekerjaan sudah berjalan. Sedikitnya ada 50 an warga yang turut ambil bagian dengan dukungan beberapa tukang bangunan lokal profesional,” imbuh Murdiyanto .
Di Lokasi kegiatan salah satu tokoh setempat ‘Gito (60 th) mengatakan kebersamaan dan guyup rukunnya masyarakat progres pembangunan talud tersebut bisa sesegera mungkin diselesaikan. Walaupun tidak ada suport dari pemerintah desa, dirinya yakin dengan gotong-royong mampu menjadi solusi ditengah rumitnya mekanisme administrasi penganggaran di birokrasi.
“Melalui gotong-royong, saya yakin mampu menjadi solusi ketika mekanisme administrasi penganggaran di birokrasi terlalu rumit. Apalagi, tingkat urgensinya cukup tinggi,” kata Gito
Melalui kegiatan ini kedepannya pemerintah di semua level bisa lebih peduli sekaligus mampu memprioritaskan program sesuai skala prioritas. Apalagi, menyangkut kepentingan serta dampak ikutan yang luas.
“Semoga kedepannya, pemerintah baik desa maupun daerah mampu bergerak cepat. Berdasarkan pada skala prioritas, karena kepentingan dan dampak yang luas,” pungkas nya
(Penulis Sholihin /Team )