Nabire || Papua Tengah Mitra TNI – POLRI.com
13 Juli 2025 – Kepolisian Resor Nabire bergerak cepat menanggapi insiden kericuhan yang terjadi di wilayah Kampung Buton (KPR), yang dipicu oleh sekelompok pemuda dalam pengaruh minuman keras (miras).
Dalam peristiwa tersebut, seorang tukang ojek menjadi korban pelemparan dan perampasan, serta terjadi pengrusakan terhadap properti warga.
Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K., menyampaikan bahwa kejadian ini bukan yang pertama dan menjadi alarm penting bagi semua pihak untuk berbenah.
“Keamanan tidak bisa ditumpukan hanya pada polisi. Ia lahir dari kepedulian bersama. Ketika masyarakat abai, maka ruang untuk kekacauan terbuka lebar. Mari kita jaga Nabire dengan semangat gotong royong, dari RT, RW, hingga tokoh agama dan pemerintah setempat.”
Menurut Kapolres, dari lokasi kejadian, dua orang pelaku dalam kondisi mabuk berhasil diamankan bersama empat unit motor, salah satunya milik korban. Namun setelah aparat meninggalkan lokasi, beberapa pelaku lain kembali dan merusak fasilitas warga. Petugas kemudian kembali melakukan pengejaran, dan para pelaku melarikan diri ke arah perbukitan. Pemantauan dilakukan menggunakan drone dan penyisiran terus berlangsung hingga cuaca memburuk.
“Kami tidak datang untuk menakutkan, tetapi untuk melindungi. Mungkin kehadiran kami dalam jumlah besar sempat mengejutkan, namun itu semua demi ketenangan bersama,” jelasnya.
Kasat Reskrim : Situasi Sudah Terkendali, Bukti dan Tersangka Diamankan
Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Haridyka Eka, menambahkan bahwa langkah-langkah taktis telah diambil sejak awal laporan diterima. Seluruh jajaran bergerak atas arahan langsung dari Kapolres.
“Setelah kami menerima informasi tentang tukang ojek yang menjadi korban pelemparan dan perampasan oleh sekelompok pemuda mabuk, kami langsung menuju TKP di KPR. Beberapa tersangka berhasil kami amankan di tempat, berikut barang bukti berupa lima unit kendaraan roda dua, termasuk milik korban,” ungkap AKP Bertu.
Ia menjelaskan bahwa setelah pengamanan awal, pihaknya bersama tim melakukan penyisiran hingga ke wilayah perbukitan. Meskipun sejumlah pelaku berhasil melarikan diri, situasi di lokasi saat ini dalam kondisi aman dan kondusif.
“Kami terus lakukan pengembangan dan pendalaman terhadap pelaku lainnya. Kami pastikan bahwa proses hukum tetap berjalan,” ujarnya.
Langkah Pencegahan: Pos Kamling dan Penertiban Miras
Kapolres Nabire juga menyoroti peredaran minuman keras ilegal seperti miloka, cap tikus, serta produk berlabel tanpa izin. Pihaknya akan melakukan penegakan hukum secara bertahap, mulai dari teguran hingga penyitaan.
“Kami tidak ingin menghukum, kami ingin mencegah. Tapi jika ada yang tetap membandel, kami akan bertindak tegas. Karena kerugian sosial akibat miras jauh lebih besar daripada keuntungan yang didapat dari menjualnya,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Kapolres mengajak masyarakat untuk membangkitkan kembali pos kamling sebagai simbol kebersamaan dan benteng pertama menjaga kampung.
““Damai tidak datang dengan sendirinya, ia diciptakan oleh niat baik dan kerja sama. Mari kita rawat tanah ini dengan cinta dan kesadaran. Karena Nabire bukan sekadar tempat tinggal, tetapi rumah yang harus kita jaga bersama.