Surabaya || Jatim Mitra TNI – POLRI.com
Jantung kota Surabaya mendadak berubah menjadi lautan hijau-hitam pada Selasa malam, 17 Juni 2025.
Ribuan suporter fanatik Persebaya, yang dikenal sebagai Bonek, memadati ruas Jalan Gubernur Suryo hingga dini hari demi merayakan hari jadi klub kesayangannya yang ke-98.
Tak hanya sekadar berkumpul, para Bonek hadir dengan semangat membara. Suasana berubah menjadi festival jalanan.
Deru motor yang meraung-raung, bendera-bendera raksasa berkibar, nyala flare menyala-nyala, hingga petasan yang memecah malam.
Semua berpadu menciptakan euforia penuh adrenalin yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Pesta Tanpa Panggung, Tapi Penuh Semangat
Tidak ada panggung megah atau artis ibu kota. Tapi siapa peduli? Jalanan adalah panggung mereka.
Trotoar adalah tribun, dan langit malam menjadi atap stadion. Lagu-lagu Persebaya dinyanyikan penuh semangat, disusul pekikan “Satu Nyali! Wani!” menggema berkali-kali seperti mantra sakral di tengah kerumunan.
Konvoi kendaraan bermotor terlihat dari berbagai arah, semua menuju pusat kota. Ada yang datang dengan kaus hijau khas Persebaya, ada yang bersenjatakan drum, dan tak sedikit yang membawa flare serta kembang api.
Wajah-wajah penuh semangat ini tak hanya berasal dari Surabaya saja, tetapi juga dari berbagai penjuru Jawa Timur. Malam itu, batas wilayah seolah melebur dalam satu identitas: Bonek.
Flare Menyala, Kota Seakan Terbakar Semangat
Pemandangan paling mencolok sepanjang malam adalah kilatan flare merah yang menyalak hampir di setiap sudut. Di Jalan Gubernur Suryo, asap warna-warni membumbung ke udara, menyatu dengan sorak-sorai dan keriuhan ribuan orang.
Petugas keamanan tampak bersiaga, namun situasi tetap kondusif meski padatnya kerumunan sempat membuat lalu lintas tersendat.
Semakin malam, jumlah massa bukannya menyusut, justru terus bertambah. Warga yang penasaran pun turut berdatangan, mengabadikan momen penuh gairah ini lewat kamera ponsel mereka.
Tak sedikit pula yang ikut larut dalam kemeriahan, meskipun bukan suporter fanatik sekalipun.
Malam Penuh Makna Bagi Bonek dan Surabaya
Bagi para Bonek, merayakan ulang tahun Persebaya bukan sekadar seremoni. Ini adalah bentuk cinta. Ini tentang loyalitas tanpa syarat terhadap klub yang telah menjadi bagian dari identitas mereka.
Perayaan ulang tahun ke-98 ini sekaligus menjadi pengingat bahwa Persebaya bukan sekadar tim sepak bola.
Ia adalah simbol perjuangan, kebanggaan, dan napas kehidupan warga Surabaya. Dalam setiap teriakan, dalam setiap flare yang menyala, ada makna yang lebih dalam dari sekadar fanatisme. Ini tentang menyatu dalam satu semangat: Bajol Ijo untuk selamanya.
Tak Hanya di Jalan Gubernur Suryo
Keriuhan tak hanya terpusat di satu titik. Sejumlah kawasan lain di Surabaya seperti Tunjungan, Darmo, dan Ngagel juga tampak hidup dengan aksi serupa.
Jalanan mendadak menjadi ruang ekspresi bebas untuk merayakan eksistensi klub sepak bola yang telah berdiri hampir satu abad ini.
Menurut laporan warga dan pantauan media lokal, perayaan berlangsung hingga Rabu (18/6) dini hari. Meski berlangsung di ruang publik tanpa panggung resmi, suasana tetap hangat, semarak, dan penuh energi positif.
Bonek, Cermin Semangat Tak Pernah Padam
Seiring berlalunya waktu dan usia Persebaya yang semakin matang, satu hal tetap tak berubah: semangat para pendukung setianya.
Bonek bukan hanya penonton pertandingan, mereka adalah jiwa dari klub itu sendiri.
Mereka adalah denyut nadi yang membuat Persebaya hidup, bahkan di luar lapangan.
Dan malam 17 Juni 2025 menjadi bukti tak terbantahkan bahwa cinta Bonek untuk Persebaya tak mengenal batas. Bukan soal menang atau kalah, tapi soal kebersamaan, kesetiaan, dan semangat pantang menyerah.
(Jambrong)