banner 728x250
Daerah  

Waway Karya Kembali Kondusif, Proyek Cetak Sawah 939 Hektare Diapresiasi Warga dan Aparat

Waway Karya Kembali Kondusif, Proyek Cetak Sawah 939 Hektare Diapresiasi Warga dan Aparat

banner 120x600
banner 468x60

Lampung Timur |{ Mitra TNI – POLRI.com
Tim redaksi Buser Media Investigasi berhasil mengungkap fakta terbaru terkait proyek cetak sawah di Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, yang sebelumnya sempat menjadi sorotan publik.

Setelah dilakukan investigasi mendalam, situasi di Desa Sidorahayu kini dilaporkan telah kembali kondusif.

banner 325x300

Ketua kelompok tani gabungan (Gapoktan) menyambut baik hasil investigasi ini dan menyatakan semangat untuk kembali berkarya dalam pengelolaan pertanian. “Dengan terungkapnya fakta ini, maka permasalahan yang sempat viral sebelumnya kini telah selesai,” ujar perwakilan Gapoktan dengan penuh semangat.

Dipimpin oleh Gus Aulia, S.E., M.M., S.H., Ketua Presidium DPP PWDPI Pulau Jawa yang membawahi lebih dari 900 media dan ribuan jurnalis anggota Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), tim investigasi berhasil menemukan berbagai informasi strategis seputar proyek cetak sawah berskala besar tersebut.

Dalam pernyataannya, Gus Aulia menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, media, dan pemerintah dalam menjaga kondusivitas sosial. “Mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan demi terciptanya tata kelola program yang transparan dan berpihak kepada rakyat,” tegasnya.

939 Hektare Lahan Digarap, Petani Lokal Jadi Aktor Utama
Program cetak sawah yang dicanangkan pemerintah ini mencakup pengolahan lahan seluas 939 hektare di Kecamatan Waway Karya.

Lahan tidur tersebut akan diubah menjadi area pertanian produktif dengan melibatkan warga lokal sebagai penggarap utama.
Berdasarkan dokumen resmi yang diperoleh tim investigasi, puluhan warga telah diajukan sebagai calon pengelola lahan, masing-masing mendapat jatah antara 0,5 hingga lebih dari 3 hektare.

Penunjukan tersebut mempertimbangkan domisili, pengalaman bertani, serta kesiapan warga untuk terlibat langsung dalam pengolahan lahan.

“Kami ingin program ini benar-benar menyentuh masyarakat. Nama-nama yang diajukan berasal dari warga lokal yang memang siap dan mampu mengelola lahan,” ujar Rudi Hartono, koordinator wilayah program.

Pengawasan Ketat dan Keterlibatan Banyak Pihak

Lokasi proyek berada di sekitar daerah aliran sungai yang dinilai strategis dari sisi irigasi dan kesuburan tanah. Proyek ini mendapat pengawasan langsung dari berbagai instansi, termasuk Dinas Pertanian, pemerintah kecamatan, aparat desa, Inspektorat, serta tim teknis dari kementerian.

Kepala Desa Sumberrejo Jeni Aditia, Camat Waway Karya Samsul Bahri, S.H., perwakilan Inspektorat Kabupaten Lampung Timur, Kapolsek AKP Eddy Iskandar, dan Babinsa setempat juga telah turun langsung ke lapangan guna memastikan kelayakan dan legalitas proyek.

Transparansi dan Pemberdayaan Jadi Prioritas

Proyek ini mengedepankan prinsip transparansi dan partisipasi publik. Masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga dilibatkan secara langsung dalam seluruh tahapan pelaksanaan. Hal ini menjadikan program cetak sawah bukan sekadar proyek pertanian, melainkan gerakan pemberdayaan berbasis komunitas yang potensial menjadi model nasional.

Tim Buser Media Investigasi memastikan akan terus mengawal proses ini hingga selesai, memastikan tidak ada penyimpangan serta memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat lokal.

Hingga berita ini diturunkan, proses pengusulan lahan garapan seluas 939 hektare masih terus berjalan. Harapannya, program ini dapat membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi warga sekitar.
TIM .

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *