banner 728x250
Daerah  

Gegara Sawah Kebanjiran, Nestapa Petani Babat Lamongan Rugi Ratusan Juta

Gegara Sawah Kebanjiran, Nestapa Petani Babat Lamongan Rugi Ratusan Juta

banner 120x600
banner 468x60

Lamongan || Jatim Mitra TNI – POLRI.com

Banjir luapan Bengawan Solo mulai surut tetapi para petani di Kecamatan Babat, Lamongan tetap bersedih. Mereka masih harus menanggung kerugian mencapai ratusan juta rupiah akibat gagal panen.

banner 325x300

Setidaknya ada sekitar 74 hektare lahan pertanian milik petani di Kecamatan Babat yang terkena dampak luapan Bengawan Solo. Tanaman padi dan jagung milik para petani ini terendam banjir sehingga petani mengalami gagal panen.

Tanaman padi dan jagung milik petani itu baru berusia antara 7 hingga 15 hari ini mati setelah terendam air selama beberapa hari. Banjir luapan sungai terpanjang di Jawa itu memang tidak saja merendam ratusan rumah tapi juga lahan pertanian.

“Ratusan rumah di 4 wilayah, yakni Kelurahan Babat, Kelurahan Banaran, Desa Bedahan, dan Desa Trepan terimbas luapan Bengawan Solo. Sementara untuk lahan pertanian terdampak di Desa Truni, Desa Trepan, dan Desa Bedahan,” ujar Camat Babat, Johny Indrianto Firmansyah, Sabtu (24/5/2025.

Johny mengungkapkan kebanyakan lahan pertanian itu adalah tanaman padi dan rata-rata sudah mati karena terendam banjir. Johny memperkirakan, kerugian yang dialami petani akibat banjir ini mencapai ratusan juta rupiah.

“Rata-rata yang terendam banjir adalah lahan yang ada di dekat bantaran sungai,” ujarnya.

Sebagai respons atas hal ini, terang Johny, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian telah meninjau lokasi terdampak, salah satunya di Desa Trepan. Pemerintah pusat, kata Johny, berjanji akan memberikan bantuan benih padi sebagai pengganti.

“Sudah ada kunjungan dari Kementerian Pertanian RI . Pemerintah akan membantu benih untuk petani yang terdampak,” imbuhnya.

Salah seorang petani warga Kecamatan Babat, Mulyadi mengakui jika tanaman padi dan jagung milik warga setempat banyak yang mati karena terlalu lama terendam banjir. Mulyadi mengaku, para petani merugi karena tanaman jagung dan padi mereka ludes digenangi banjir.

“Rata-rata memang tanaman padi, tapi ada juga yang jagung. Semuanya ludes terendam banjir akibat luapan Bengawan Solo,” ungkapnya. (Jambrong)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *