banner 728x250

Nyesek Driver Indrive Setelah Tahu Akan Dilarang di Jatim

banner 120x600
banner 468x60

Jatim || Mitra TNI – POLRI.com

Driver ojek online (ojol) aplikasi Indrive buka suara setelahDinas Perhubungan berencana akan melarang beroperasi di Jawa Timur. Mereka mengaku heran dengan kebijakan yang disebut cuma sepihak itu.

banner 325x300

TA (50), salah satu driver Indrive menanyakan alasan utama kebijakan pelarangan beroperasi itu. Ia lantas meminta ada solusi terbaik dari aplikator dan pemerintah.

“Harusnya ada solusi, maksudnya kenapa ditutup, dari segi apa (masalahnya) kan pasti ada solusinya. Kenapa harus ditutup, kita banyak yang bergantung ke aplikasi Indrive,” ujar salah satu driver Indrive di Surabaya, TA (50), Rabu (21/5/2025).

Ia pun mengungkapkan bahwa layanan Indrive masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan untuk melakukan mobilisasi.

Apalagi tarif perjalanan dari aplikasi Indrive cenderung lebih terjangkau dibanding aplikasi lainnya. Selain itu Indrive juga ada fitur tawar menawar tarif untuk penumpang sebelum memulai perjalanannya.

“Aplikasi Indrive juga potongannya ndak terlalu besar untuk aplikasi, sehingga masih bisa kami toleransi untuk tarif dari customer. Asalkan tidak terlalu ditawar murah,” tuturnya.

Senada, driver Indrive lainnya KN (45) mengatakan bahwa ia tidak tahu secara pasti apa alasan aplikasi sehingga terancam diusir dari Jatim.

Padahal selama satu tahun ini ia bergantung pada aplikasi Indrive. Kini, ia kaget saat mendengar aplikasi terancam tak bisa beroperasi.

“Harusnya jangan ditutup, biarkan saja (beroperasi) dan cari solusinya (jika ada pelanggaran atau masalah),” ucapnya.

Apalagi akhir-akhir ini kondisi perekonomian dinilai tak pasti. Lalu semakin banyak persaingan antara driver yang belerja di lapangan. Sehingga pendapatannya pun semakin tidak menentu.

“Dulu ramai, sekarang karena mitra (driver) banyak jadi berkurang juga orderan per hari. Harapannya ya ndak ditutup aplikasinya,” pungkasnya.

Ia pun tak ingin aplikasi itu dinonaktifkan di Jatim. Sebab jika hal tersebut terjadi, ia terpaksa berganti ke layanan aplikasi lain untuk bekerja sebagai ojol mengingat usianya tak lagi muda.

“Harapannya kan kami pulang bawa uang, dapur bisa ngebul. Kalau ditutup ya otomatis pindah aplikasi lainnya,” tuturnya.

Hal serupa diungkapkan oleh driver Indrive lainnya, KN (45) yang berharap aplikasi tersebut tetap bertahan.
“Harapannya ya ndak ditutup aplikasinya, biarin begini saja,” ucapnya.

Pria yang sudah satu tahun bekerja sebagai driver ojek online di Indrive tersebut tidak ingin lapangan pekerjaannya hilang. Apalagi sebelumnya ia sempat di-PHK oleh salah satu pabrik.

“Di Surabaya ini ramai kok yang pake Indrive karena tarifnya paling murah dibanding ojol lain,” tukasnya.

Sebelumnya pada Selasa (20/5) terjadi demo besar-besaran ojol di Indonesia, termasuk di Surabaya, Jatim. Demo itu berujung pada audiensi dengan pihak Pemprov.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyampaikan bahwa dari hasil audiensi dengan ojol ada 2 poin penting, salah satunya adalah rencana pelarangan operasional aplikasi Indrive di wilayah Jatim.

“Jadi tadi aplikator yang hadir hanya dua, yaitu Gojek dan Grab. Sementara Shopee, Maxim, Lala Move, serta Indrive tidak hadir. Khusus Indrive, ini sudah yang ketiga kalinya mereka tidak hadir dalam audiensi dengan ojol. Ini menunjukkan tidak adanya itikad baik,” kata Nyono kepada wartawan usai audiensi.

Menindaklanjuti hal itu, Pemprov Jatim sepakat untuk mengirimkan surat usulan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melarang operasional Indrive di Jawa Timur.

“Rekomendasi akan segera kami kirimkan. Tujuannya agar Komdigi mempertimbangkan larangan operasional Indrive di Jatim karena mereka tidak mau hadir dalam tiga kali undangan resmi dari pemerintah dan pengemudi,” jelas Nyono.

(Jambrong)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *